Apa itu DVOR (Doppler VHF Omni Range)?
Yuk pelajari pemancar navigasi yang digunakan oleh pesawat terbang sejak jaman dahulu kala ini
Bicarain soal navigasi, tentu kita memerlukan suatu navigasi tatkala kita tidak mengetahui jalan atau arah tujuan yang ingin kita datangi, tentu teman-teman sering menggunakan yang namanya GPS (Global positioning system) yang jamak kita gunakan saat berkendara. Meskipun GPS juga dapat digunakan untuk bernavigasi di udara, namun di dunia navigasi udara juga dikenal suatu peralatan yang berada di darat (Ground station) berupa DVOR, peralatan ini digunakan oleh pesawat terbang agar dapat mengetahui ke arah mana bandar udara yang akan mereka tuju dengan selamat dan efisien, dikarenakan pesawat terbang tidak hanya pada siang hari dan cuaca bagus, namun pesawat juga terbang pada kondisi malam hari maupun cuaca yang sedang tidak bagus. Dengan pilot mengatur frekuensi OBS (omni bearing selector),
maka pesawat pun menerima pancaran sinyal dari DVOR tersebut sehingga dapat otomatis mengikuti arah stasiun DVOR yang akan mereka tuju dengan selamat.
Oh iya tentu alat ini sudah direkomendasikan oleh ICAO (organisasi penerbangan sipil internasional) ya.
DVOR itu sendiri mulai dikembangkan di Negeri Paman Gober (Amerika Serikat) pada tahun 1937 dan mulai digunakan pada tahun 1946, wah lama sekali ya ternyata DVOR ini mulai digunakan, meskipun terdapat banyak produsen di dunia yang memproduksi peralatan DVOR selain di amerika (merk SELEX, ASII), juga ada merk Indra interscan (Australia-Spanyol), juga ada merk MOPIENS yang berasal dari korea selatan. di Indonesia sendiri hampir di semua bandar udara mempunyai peralatan DVOR dengan berbagai merk dan tipe yang senantiasa membantu pesawat bernavigasi di ruang udara nasional kita.
Secara teknis DVOR bekerja dengan menggunakan frekuensi radio pada range 108 MHz — 118 MHz dan dipasang pada suatu lokasi tertentu didalam atau diluar lingkungan bandara yang berfungsi untuk memberikan informasi baik itu azimuth, maupun bearing (arah) pesawat terhadap DVOR. Dengan membandingkan sinyal fase referensi 30 Hz AM (tetap) dan sinyal fase variabel 30 Hz FM (fase berubah-ubah sesuai arah pesawat) dan dimodulasikan dengan 9960 Hz AM frekuensi sub-carrier dengan putaran antena searah jarum jam maka sinyal tersebut diterima oleh perangkat RM (radio magnetic indicator) yang ada dipesawat sebagai panduan arah dalam penerbangan.
Semoga tulisan pengenalan singkat mengenai salahsatu peralatan navigasi penerbangan ini bermanfaat. Next saya juga berencana untuk membuat tulisan-tulisan lainnya dengan topik yang berbeda-beda. Cukup sekian dari saya, have a nice day.