Pesawat kepresidenan harus berwarna biru, benarkah?
Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan warganet tanah air mengenai fuselage pesawat kepresidenan Republik Indonesia yang awalnya memiliki warna biru-putih yang kemudian diubah menjadi warna merah-putih yang kemudian menuai kontroversi karena hanya dianggap memboroskan anggaran negara yang oleh banyak kalangan langkah tersebut dinilai kurang tepat karena negara sangat memerlukan dana untuk penanganan pandemi COVID-19 yang masih mewabah hingga saat tulisan ini dibuat.
Kabar mengenai kontroversi tersebut diawali oleh cuitan twitter seorang pengamat penerbangan, Alvin Lie yang mempersoalkan terkait urgensi mengenai penggantian warna fuselage atau badan pesawat kepresidenan tersebut yang dinilai tidak tepat waktu karena negara sedang dalam krisis pandemi COVID-19.
Namun ada hal menarik dibalik alasan pewarnaan sebelumnya yang memiliki corak berwarna biru. Pada saat peluncuran pesawat kepresidenan, 10 April 2014, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi berkata warna biru dipilih karena alasan keamanan. Ia menyebut biru sebagai warna kamuflase.
“Warna biru di dalam arti security penerbangan. Warna biru bisa berkamuflase sehingga bisa sama dengan warna langit,” kata Sudi dikutip dari detik.com, Rabu (4/8).
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut pewarnaan pesawat kepresidenan merujuk pada aspek keselamatan. Biasanya, pesawat untuk kepala negara menggunakan warna standar kamuflase di udara, yaitu biru dan putih.
Fahmi menilai warna pesawat kepresidenan Indonesia sebelumnya sudah memerhatikan aspek keamanan. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah negara. Misalnya, China yang mengecat pesawat kepresidenan dengan warna putih-biru meski punya bendera berwarna merah.
“Pilihan biru-putih yang digunakan ya warna yang direkomendasikan sebagai kamuflase atau penyamaran di udara,” kata Fahmi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/8). Untuk artikel lengkapnya ada di CNN Indonesia dengan judul “Pakar Ungkap Alasan Pesawat Kepresidenan Idealnya Warna Biru” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210804152822-20-676387/pakar-ungkap-alasan-pesawat-kepresidenan-idealnya-warna-biru.
Well, menurut saya tidak tepat jika alasan warna fuselage pesawat terbang berwarna biru adalah untuk penyamaran mengingat era modern seperti sekarang ini, metode ancaman serangan terhadap pesawat terbang sudah sanggat canggih, bisa berupa ancaman serangan peperangan elektronik (electronic warfare), serangan rudal udara ke udara yang dilepaskan oleh pesawat tempur, maupun serangan rudal darat ke udara (surface to air missile) alias SAM terutama yang berpemandu infra merah (infra red/IR).
Bagian-bagian rudal sendiri sebagai berikut:
Sensor pada rudal berguna sebagai pelacak atau penjejak target yang akan disasar.
Sistem kontrol pada rudal ini sendiri adalah sebuah perangkat komputer yang bentuknya menyesuaikan dengan ergonomi bentuk rudal itu sendiri yang berfungsi untuk mengarahkan rudal ke sasaran.
Kemudian baterai sebagai sumber tenaga atau tegangan yang diperlukan untuk modul sistem kontrol rudal yang dimensi dan bentuknya disesuaikan dengan ergonomi rudal/missile.
Terakhir ada tenaga pendorong atau propelan yang berfungsi sebagai energi pendorong utama rudal agar dapat melesat secepat mungkin untuk mengenai sasaran. Bahan bakar rudal sendiri dapat berupa bahan padat maupun cair.
Agar rudal dapat terbang secara stabil ia memiliki semacam sirip di bagian belakang yang disebut rollerons
Sedangkan menurut cara kerjanya rudal sendiri adalah jika dilepaskan pada target yang dekat maka rudal tersebut menggunakan pemandu infra merah (IR) berdasarkan citra yang dihasilkan oleh suhu panas dari mesin pesawat atau bisa disebut juga dengan rudal pencari panas. Rudal ini mendeteksi pancaran infra merah dari target, radiasi infra merah dihasilkan dari panas, karena mesin jet menghasilkan semburan udara panas dari mesin jetnya, maka radiasi infra merah yang dihasilkan cukup besar untuk dideteksi dari jarak jauh.
Maka di ujung rudal terdapat perangkat sensor untuk mendeteksi infra merah tersebut, dengan prinsip kerja sensor adalah mengubah gelombang elektromagnetik cahaya menjadi sinyal-sinyal listrik, namun sensor ini sendiri sangat sensitif terhadap cahaya infra merah, bukan cahaya tampak sehingga sensor ini memiliki perbedaan dengan sensor infra merah yang terdapat pada kamera di kehidupan sehari-hari.
Dengan cara inilah sebuah rudal dapat mencapai sasarannya, tentu saja bukan berdasarkan warna body pesawat atau fuselage, artinya selama pesawat terbang tersebut menghasilkan udara panas, maka sampai saat itu pula pesawat terbang tersebut dapat ditembak oleh rudal.
Tambahan, warna-warna pesawat kenegaraan dari berbagai negara.
Sebagai penutup, jadi mohon untuk tidak lagi berkata atau berasumsi bahwa pesawat kenegaraan akan berbahaya jika tidak berkamuflase. Terima kasih. Have a good day.